tag:blogger.com,1999:blog-92146091392527763872024-03-13T01:44:02.471-07:00PENCAK SILATAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-9214609139252776387.post-13424047754257326112012-10-31T04:22:00.001-07:002012-10-31T04:22:39.041-07:00Unsur Musik Dalam Pencak Silat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhtfhPwFMQRogvtB973zjkUJlxniye1AlfSJG1g4YE4NxhcOP-2iuw1H5Zcfp5ht9K1DvLLItLWtf6yiJ-JDUD4OW5bctb0TLoy8DtDWlShQ2jpCdaL7fYkNV2vAkDbl_EZs48VTZJKQk/s1600/awawawaw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="481" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhtfhPwFMQRogvtB973zjkUJlxniye1AlfSJG1g4YE4NxhcOP-2iuw1H5Zcfp5ht9K1DvLLItLWtf6yiJ-JDUD4OW5bctb0TLoy8DtDWlShQ2jpCdaL7fYkNV2vAkDbl_EZs48VTZJKQk/s640/awawawaw.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Tari & Ibing Pencak Silat<br />Salah satu aspek yang tidak kalah
penting dalam pencak silat adalah aspek seni pencak silat, yang lebih
populer di Jawa Barat dengan sebutan ibing namun tidak sedikit orang
menyebut aspek seni pencak silat ini dengan istilah tari pencak silat
padahal dalam kenyataan yang sebenarnya bahwa istilah ibing pencak silat
dengan istilah tari pencak silat mempunyai pengertian yang berbeda.
Ibing Pencak Silat mempunyai pengertian yang lebih mendalam dibanding
tari pencak silat, karena dalam ibing pencak silat selain ada unsur
keindahan gerak di dalamnya, mempunyai tujuan akhir menjatuhkan lawan,
sehingga dalam ibing pencak silat unsur beladirinya lebih menonjol.
Sedangkan istilah tari lebih ditekankan pada unsur keindahannya saja
tidak ada unsur beladirinya, seperti tari-tarian yang sering kita lihat.
Oleh karena itu rasanya kurang tepat apabila pencak silat disebut
sebagai tari pencak silat, sebab pada umumnya para ahli pencak silat di
Jawa Barat menyebut seni pencak silat dengan sebutan ibing pencak silat
bukan tari pencak silat.<br /><br />Pada mulanya pencak silat lahir karena
kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri, dapat dipahami kalau
aspek yang menonjol adalah aspek beladiri. Namun pada kurun waktu
tertentu, disebabkan situasi politik pada saat itu (zaman penjajahan
Belanda) yang tidak begitu respek terhadap beladiri pencak silat, maka
pengembangan pencak silat beralih dari aspek beladiri ke aspek seni. Hal
ini merupakan salah satu taktik dari para pendekar pencak silat untuk
tetap melestarikan pencak silat. Padahal jika diperhatikan lebih
seksama, justru dalam seni pencak silat tersembunyi kaidah beladiri
pencak silat.<br /><br />Di Jawa Barat, di samping dikenal dengan aspek
beladirinya, yang lebih dikenal dengan sebutan buah atau eusi, dikenal
pula aspek pencak silat seni yang disebut kembang atau ibing pencak
silat, sehingga apabila mendengar kata "pencak" yang terbayang oleh
masyarakat Jawa Barat bukanlah suatu sistem pembelaan diri, melainkan
suatu seni ibing pencak silat yang diambil dari gerak serangan dan
belaan.<br /><br />Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam ibing pencak silat, antara lain:<br /><br />Pertama,
unsur kekayaan gerak (wiraga) yaitu kekayaan gerak atau jurus-jurus
yang dimiliki oleh seorang pesilat selama belajar di perguruannya,
sehingga penampilannya menjadi tidak monoton atau membosankan apabila
tampil di atas pentas (terutama dalam pertandingan seni pencak silat),
tetapi apabila dalam kaulan (spontanitas) pada acara hajatan unsur
kekayaan geraknya tidak begitu diperhatikan pesilat yang penting pesilat
mampu memperagakan gerakannya dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah pencak silat karena tidak terikat oleh sistem penilaian dari juri
seperti dalam pelaksanaan pertandingan pencak silat seni.<br /><br />Kedua,
unsur irama (wirahma) atau musik, unsur inilah yang membedakan aspek
seni dengan aspek yang lain dalam pencak silat. Gendang Pencak adalah
merupakan sejenis alat musik tradisional yang biasa dipakai mengiringi
pesilat yang tampil di atas panggung atau pentas dan alat tradisional
ini sering digunakan dalam pertandingan pencak silat seni dan acara
khitanan atau acara kesenian daerah lainnya, daerah – daerah yang masih
mempergunakan peralatan tradisional ini di antaranya, daerah Bogor,
Sukabumi, Bandung, Cianjur, Garut, dan banyak lagi daerah lainnya di
Jawa Barat.<br /><br />Seperangkat peralatan pengiring seni pencak silat atau lebih dikenal dengan nama kendang pencak silat adalah:<br /><br />1. Gendang induk, (Kendang indung)<br /><br />2. Gendang anak, (kendang anak)<br /><br />3. Kulanter (kendang kecil)<br /><br />4. Terompet (tarompet)<br /><br />5. Goong (Gong)<br /><br />Gendang
pencak dimainkan oleh 4 (empat) orang penabuh (nayaga/wiyaga). Mereka
mempunyai tugas masing-masing dalam pelaksanaannya sehingga gendang
pencak silat mempunyai nilai seni kedaerahan yang khas dan selain itu
mempunyai nilai keindahan, etika, dan estetika. Adanya keserasian dari
irama gendang, terompet, dan gong yang mengeluarkan bunyi tersendiri
membuat orang yang mendengarnya menjadi kagum apalagi apabila irama ini
sambil dihayati, dinikmati, dan dirasakan akan memiliki nilai seni yang
sangat tinggi. Ada beberapa kelebihan dari penabuh kendang pencak silat
yang sudah berpengalaman selain mampu mengiringi ibing pencak silat yang
sudah dirancang sebelumnya, ia mampu mengiringi gerakan-gerakan lain
yang tidak dirancang sebelumnya atau gerakan beladiri lain diluar pencak
silat yang ingin mencoba diiringi oleh tabuhan kendang pencak silat,
biasanya penabuh mempergunakan irama padungdung karena irama ini
dianggapnya lebih mudah bila dibandingkan dengan irama paleredan atau
tepak dua. Apabila pesilat yang sedang tampil di atas pentas tiba-tiba
melakukan kesalahan maka iramanya tidak akan cocok dengan gerakan yang
ditampilkan, dan yang melihat akan menilai bahwa penampilan pesilat tadi
belum paham dengan irama gendang pencak yang mengiringinya. Oleh karena
itu, seorang pesilat seni sebelum tampil di atas pentas perlu latihan
lebih dahulu dengan tekun dan serius serta harus peka terhadap gerakan –
gerakan yang akan ditampilkannya di atas pentas serta diwajibkan
memperhatikan patokan-patokan irama ibing pencak silat yang sudah ada,
misalnya ibing paleredan, tepak dua, tepak tiga, padungdung, dan lain
sebagainya.<br /><br />Ketiga, unsur penjiwaan gerak (wirasa) yaitu salah
satu unsur yang sangat penting dimiliki oleh seorang pesilat karena
penjiwaan gerak ini sulit dipelajari dan dipahami pesilat di samping
memerlukan waktu yang cukup lama. Penjiwaan gerak merupakan salah satu
unsur yang mempunyai nilai seni beladiri tinggi dalam aspek pencak silat
seni. Oleh karena itu, pesilat dituntut harus menguasai arti dan makna
gerak pencak silat yang sebenarnya, serta mengerti maksud dan tujuan
dari jurus-jurus dan teknik-teknik pencak silat yang dipelajarinya.<br /><br />Di
samping unsur-unsur tersebut di atas, ada faktor pendukung lainnya yang
tidak bisa dipisahkan dari aspek seni pencak silat, antara lain pakaian
pencak silat, pakaian pencak silat di Jawa Barat umumnya disebut
pangsi, pangsi dipakai oleh seorang pesilat pada waktu pentas (tampil)
dalam pertandingan, latihan, ujian kenaikan tingkat, dan pada
upacara-upacara tertentu. Tokoh-tokoh pencak silat biasanya memakai
pangsi warna hitam dengan ikat kepala barangbang semplak atau peci, ikat
pinggang kulit atau kain sarung, namun sekarang pakaian pencak silat
sudah dikemas sedemikian rupa disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk
warna pakaian tidak selalu hitam-hitam, begitupun dalam sabuk (ikat
pinggang) disesuaikan dengan tingkatan masing-masing, terutama dalam
pertandingan pencak silat seni.<br /><br />Peraga: Agus Irwan Suherman S.H Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9214609139252776387.post-55066468792539139162012-10-31T04:10:00.003-07:002012-10-31T04:25:29.526-07:00Pencak Silat dalam Ekstrakurikuler<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzk16hKrjK1nh59Ivot2vXT_EWDg54KKE8z-oJzACuU3nfimWxFg0lz99cZkWU7BJBqV8fmIEAOU3NCNFGjPf7KyRuP0GRXw1pENpHHpMhVAibRFgeqZ7u9LrA1ubzsC_1lkjDMaOLHWg/s1600/Foto022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzk16hKrjK1nh59Ivot2vXT_EWDg54KKE8z-oJzACuU3nfimWxFg0lz99cZkWU7BJBqV8fmIEAOU3NCNFGjPf7KyRuP0GRXw1pENpHHpMhVAibRFgeqZ7u9LrA1ubzsC_1lkjDMaOLHWg/s640/Foto022.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Latar Belakang<br />
TUJUAN yang disertai harapan-harapan luhur bagi terbentuknya sebuah
pelestarian nilai-nilai budaya nusantara sangat lah di perlukan, seperti
laju perkembangan salah satu olah raga yang mengandung banyak
nilai-nilai budaya bangsa. Ditengah keaneka ragaman yang kita temui,
Negara kita juga kaya akan keaneka ragaman baik hayati adat istiadat dan
juga seni budaya. Salah satu yang ada di dalamnya adalah seni budaya
pencak silat dengan berbagai keunikan di dalamnya.<br />
Sebagai contoh Indonesia tercatat menjadi akar kebudayaan ini dan
diakui memiliki sejarah ilmu beladiri dan seni pencak yang lahir
berabad-abad tahun lalu seperti Aliran Cimande, Silat Tuo, Silat
Kumanggo, Silat Minang, Cikalong, Cikaret, Serak, Bandrong, Sitembak,
Sipecut, dll. Dalam hal ini pencak silatlah tentunya yang menjadi
sorotan utama jika kita akan membahas pentingnya sebuah pelestarian
khususnya dalam konteks olah raga prestasi bagi generasi muda.<br />
Kita seharusnya patut bangga bahwasannya beladiri peninggalan nenek
moyang kita pencak silat sudah mulai tumbuh dan menyebar di bagian
belahan dunia di berbagai negara tetangga seperti: Singapura, Malaysia,
jepang, Amerika, Belanda, dll, hampir di semua benua ada pencak silatnya
dengan kata lain perkembangannya sudah sekian jauh dan berkembang
sepeti yang di harapkan.<br />
Namun, lain hal fenomena yang kita hadapi di dalam negeri, dalam
upaya mendukung kegiatan tersebut di tengah generasi muda sudah semakin
sempit, apalagi sulitnya memasukan sebuah kurikulum olahraga pencak
silat di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tak ayal akibatnya
bisa kita lihat, kejayaan Seni Budaya Pencak Silat yang dimiliki oleh
Indonesia sudah semakin surut dan yang mempriatinkan yalah generasi muda
sudah seakan kurang peduli terhadap asset Seni Budaya yang dimiliki
oleh bangsanya sendiri.<br />
Ini sebuah kenyataan yang agak sulit diungkapkan karena bagai menepuk
air di dulang, membuat kita terasa mengelus dada dan menarik nafas
panjang. Akan tetapi, hal ini tidak bisa terus-menerus didiamkan tanpa
ada usaha untuk memperbaikinya. kita harus tidak segan untuk mengajak
semua pihak yang terkait untuk berdialog bersama dan merenung bersama
mengenai manfaat dari pentingnya sebuah pelestarian.<br />
Maka, Setiap jajaran Pencak Silat dan semua pihak yang terkait di
luar itu termasuk dalam hal ini peran sekolah atau dunia pendidikan
berkenan untuk turut ambil peran masing-masing untuk saling bekerjasama
dan mendukung dan dilakukan secara terus menerus. Bahwasannya, Pecak
Silat adalah bidang lain yang seharusnya juga mendapat kesempatan
memposisikan dirinya dalam penanggulangan ini, di samping sebagai olah
raga prestasi. Kini sudah saatnya sekolah memiliki pandangan lebih luas
terhadap kegiatan kesenian-olahraga di sekolah dalam mata pelajaran
intra dan ekstra.<br />
Sekolah juga seharusnya mempertimbangkan minat, bakat, hobi siswa
yang sangat bervariasi dan diberi wadah mengikuti perkembangan jaman.
Hobi adalah kompetensi yang memerlukan pengembangan yang memiliki
hubungan ke arah profesi di kemudian hari. Sekolah dalam hubungan dengan
kehidupan harus dapat memberikan respon, mempertimbangkan, serta
bersedia untuk turut serta memperhatikan hal ini dalam jangka panjang ke
depan dan sebelum itu perlu kiranya membahas peranan perguruan sebagai
media sebagai transfer pengetahuan dalam pembinaan prestasi olah
raga-Pencak Silat di sekolah.<br />
Paradigma Pencak Silat<br />
Gejala umum yang tampak di sekolah pada saat Pencak Silat ini dikenalkan
adalah kegiatan tersebut tidak benar-benar melibatkan semua siswa.
Hanya segelintir orang yang mau terlibat dan itu pun tampak terpaksa.
Mereka lebih tertarik untuk melirik budaya bangsa lain di banding
bangsanya sendiri. Anehnya, guru-guru pun lebih mendukung hal itu malah
seakan mempersulit misi budaya dan olah raga ini untuk masuk ke
lingkungan sekolah dengan berbagai alasan yang intinya menolak, ini lah
realita dan merupakan sebuah paradigma terhadap pencak silat, yang kita
hadapi di jaman globalisasi seperti sekarang.<br />
Apakah karena kurang paham tentang Seni Budaya Pencak Silat atau apa
itu silat? Apakah karena merka memang sudah tidak perduli lagi terhadap
budaya sendiri?<br />
Ini yang patut kita bahas bersama dalam sebuah pembicaraan meja
bundar di sekolah antara Perguruan sebagai wakil dari misi pelestarian
Seni Budaya Pencak Silat, pihak Sekolah (komite sekolah) dan juga orang
tua murid atau masyarakat.<br />
Sekolah kadang-kadang terlalu cepat mengambil kebijakan yang memang
di rasa kurang bijak yang di pegaruhi oleh figure birokrasi di dalamnya.
Sekolah dengan senang hati menganggap dirinya mampu menjawab kebutuhan
masyarakat. Termasuk melayani politik kekuasaan yang dipresentasikan
melalui jargon yang merasuk ke dalam sekolah. Seperti halnya
memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat menjadi wacana
yang membuat semangat bertanding yang melahirkan atletik mengangkat
prestise Sekolah.<br />
Lambat laun, hal itu kemudian itu memasuki kebijakan pengembangan
potensi bagi siswa-siswa di sekolah dengan anggaran yang tidak sebanding
dengan pengembangan kesenian. Contoh nyata, pembangunan sarana olah
raga lain yang jauh mengalahkan ketersediaan sarana berekspresi
kesenian-budaya-olah raga (Pencak Silat). Bahkan terkadang lebih tragis,
jika hal itu sampai juga mengalahkan kepentingan yang paling mendasar
seperti perpustakaan.<br />
Disamping sebagai hobby, olah raga juga memiliki fungsi untuk
kesehatan jiwa dan raga. Ada banyak jenis olah raga, dari yang bersifat
kelompok maupun yang individual, yang bersifat permainan atau yang
memiliki nilai seni, dari yang sangat aman hingga yang berbahaya.
Pemilihan jenis olah raga tergantung selera, karakter, dan pertimbangan
kita, seperti Pencak Silat. Hal itu karena olah raga yang satu ini
dirasa dapat memberikan kebutuhan yang lebih daripada sekedar olah raga
gerak badan saja.<br />
Namun, memiliki beberapa manfaat dibandingkan dengan jenis olah raga
lainnya, ditinjau dari sudut fisik, mental, dan pengetahuan. Dari segi
fisik, Pencak Silat melatih tidak saja otot-otot kita saja, tetapi juga
organ dalam, darah, kulit, tulang, dll. Di dalam Pencak Silat, aspek
kekuatan tidak hanya ditimbulkan dari kekuatan tenaga saja, tetapi juga
menimbulkan kekuatan yang disebut tenaga ledakan. Di samping power, kita
juga melatih stamina / daya tahan kita.<br />
Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa
lepas membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita
melatih berbagai macam stamina yang tidak terdapat dalam jenis olah raga
lainnya:<br />
1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga
lainnya seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak
aktif.<br />
2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak Silat melibatkan seluruh bagian
tubuh kita. Kebanyakan olah raga lain menitik beratkan pada salah satu
atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan termasuk kelenturan dan
koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya.<br />
3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic.Pencak
Silat merupakan olah raga yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic
dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga marathon yang 98%
membutuhkan metabolisme aerobic.<br />
4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam peragaan serang bela dibutuhkan
stamina kecepatan yang tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali.<br />
5. Stamina terhadap daya tahan pukulan.Hal yang specific untuk jenis
olah raga bela diri, yang mana kita perlu juga melatih ketahanan
terhadap pukulan dan bantingan.<br />
Disamping itu, Pencak Silat juga memiliki kelebihan dalam membina
jiwa / mental kita, yang membedakannya dari jenis olah raga lainnya;<br />
1. Menambah kepercayaan diri.<br />
2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.<br />
3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.<br />
4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.<br />
5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.<br />
6.Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama.<br />
7.Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka.<br />
Dari segi pengetahuan, kita juga akan lebih mengenal dan mengetahui
bagian-bagian tubuh kita baik fungsi serta kelebihan dan kelemahannya.
Dalam tingkat yang lebih tinggi, kita bisa merasakan adanya aliran
energy melalui saluran energy (meridian) kita. Hal yang terakhir ini
sangatlah membantu kita untuk mempelajari tenaga dalam dan meditasi.<br />
Disamping itu, dari segi pengetahuan kita juga lebih memahami
hukum-hukum fisika mekanika yang dapat dirasakan secara langsung dalam
aplikasi jurus-jurusnya. Dan bila kita berpikir mengenai teknik, maka
juga tidak lepas dari konsep strategi, yang mana merupakan suatu konsep
yang tidak terlepas dari mempelajari kejiwaan manusia beserta tingkah
lakunya. Mempelajari lebih jauh lagi, kita akan mulai tertarik pada
kefilsafatan.<br />
Pendek kata dapat disimpulkan bahwa berlatih Pencak Silat akan
memberikan jalan untuk lebih maju setahap lagi dalam menjaga kesehatan
kita. Mungkin tak terbayang memang jika sebenarnya pengembangan olah
raga prestasi pada sebuah Sekolah dapat melahirkan kebijakan menjaring
atlet pada tahun ajaran baru untuk memperkuat barisan atlet di sekolah.<br />
Di balik itu semua, ada kecenderungan untuk meraih publikasi yang
luas melalui prestasi olah raga dan ini bisa menjadi ukuran keberhasilan
sebuah sekolah. Berburu atau meminang calon atlet setiap tahun ajaran
baru dilakukan untuk membela tanah air bernama sekolah diperlukan untuk
event olah raga Porseni. Kontinuitas pembinaan olah raga prestasi di
Sekolah muaranya akan melahirkan atlet pembela nama daerah, nama bangsa
dan negara. Semangat sekolah semacam ini -tidak hanya dalam bidang olah
raga — membuat posisi kesenian ? dan pelestarian kebudayaan bangsa
sekolah menjadi sebuah pertanyaan bagi kita.<br />
Apa itu Pencak Silat ?<br />
Beberapa waktu lalu, seperti yang pernah di muat oleh satu wartawan
Surat kabar Kompas bahwa PENCAK silat merupakan seni bela diri produk
Melayu yang keberadaannya patut untuk di lestarikan. Ketua Persilat
(Persekutuan Silat Antar Bangsa), Eddie M Nalapraya mengakui hal itu.
Ditegaskan salah satu program utama dari IPSI (Ikatan Pencak silat
Seluruh Indonesia) adalah terus menerus memasyarakatkan Pencak Silat
agar tak lagi dianggap sebagai seni bela diri yang ketinggalan jaman.<br />
Pencak Silat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka berarti, permain-an (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan
kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya. Silat diartikan sebagai
olahraga (permainan) yang didasari ketangkasan menyerang dan membela
diri, baik dengan atau tanpa senjata. Bersilat adalah bermain (atau
berkelahi) dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan
diri. Sedangkan Pencak Silat bermakna, kepandaian bertarung dalam
pertandingan (atau perkelahian) seni bela diri khas Indonesia.<br />
Menurut President IPSI (Ikatan Pencak Silat Indoneisa)
mendefinnisikan Pencak Silat sebagai ketrampilan dan ilmu tentang pola
gerak bertenaga yang efektif, indah dan menyehatkan tubuh, yang di jiwai
budi pekerti luhur berdasar ketaqwaan kepada Tuhan YME, serta berujuan
untuk membentuk ketahanan diri dan memupuk rasa tanggung jawab sosial.
Dengan demikian pencak silat bukan ilmu atau keterampilan untuk
berkelahi, melainkan suatu beladiri ?self defence? atau ?martial art?,
merupakan suatu perpaduan yang luwes antar scien dan skill dalam bahasa
Indonesia disebut kan bahwa pencak silat adalah Indonesia self defence
art atau Indonesia martial art.<br />
Dalam arti sesungguhnya, disepakati ada empat aspek yang terkandung
dalam Pencak Silat. Yaitu sarana pembinaan mental spiritual, bela diri,
olahraga, dan seni yang tidak dapat di pisahkan. Seperti tercermin dalam
lambang trisula, di mana ketiga ujungnya mencerminkan unsur seni, bela
diri dan olahraga, sementara gagangnya diyakini melambangkan pembinaan
mental spiritual.<br />
Sebagai seni, Pencak Silat merupakan wujud perilaku budaya suatu
kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur adat, tradisi, hingga
filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu
daerah dengan daerah lainnya di Tanah Air ini. Demikian pula dengan
jenis musik yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian
lemah gemulai tersebut.<br />
Sebagai olahraga, dalam perkembangannya Pencak Silat melangkah
menjadi suatu jenis ‘gerak-badan’, senam atau jurus yang dapat
dipertandingkan. Perkembangannya kian pesat, setelah disepakatinya suatu
aturan pertandingan olahraga pencak silat, seperti kelas peserta, luas
arena, dewan pendekar, dewan hakim, ketua pertandingan, dewan wasit dan
juri, lamanya pertandingan setiap babaknya, seragam pertandingan dan
sebagainya.<br />
Sebagai bela diri, pencak silat memang tumbuh berawal dari naluri
manusia untuk melakukan pembelaan terhadap serangan fisik yang
menghampirinya. Seseorang yang menguasai Pencak Silat (pendekar)
diharapkan mampu melindungi diri dari setiap serangan, atau bahkan bisa
mendahului menyerang untuk menghindari ‘kerusakan’ yang lebih besar.<br />
Seorang pendekar mampu mengembangkan daya tempurnya, sehingga dalam
tempo singkat berhasil memenangkan pertarungan. Berarti, dia harus
memiliki kemampuan mengatur siasat/strategi bertempur (bahasa Jawa,
gelar), baik saat satu lawan satu, atau dikeroyok beberapa orang lawan.<br />
Sebagai pembinaan mental spiritual atau olah batin, lebih banyak
ditujukan untuk membentuk sikap dan watak kepribadian. Faktor ajaran
agama yang menyertai latihan pencak silat, biasanya berperan besar untuk
mengembangkan fungsi ini.<br />
Sulit ditunjukkan secara eksplisit produk dari pembinaan mental
spiritual tersebut, namun banyak aktivitas lain yang dihasilkan seperti,
penyembuhan spiritual, serta demonstrasi tenaga dalam, yang merupakan
wujud dari keberhasilan latihan olah batin. Disamping itu Sebagai seni
budaya Bangsa yang berlandaskan Pancasila, Pencak Silat harus
berlandaskan kepercayaan terhadap ?ke-Esaan Sang Pencipta.<br />
Secara kasat mata memang masih ada perbedaan, yakni di pencak silat
didominasi gerakan mirip tarian, sementara pada bela diri yang lain
dominan dengan gerakan keras sejak awal hingga selesai. Hal itu masih
ditambah teriakan keras (di karate disebut kiai), yang di pencak silat
tak begitu akrab dilakukan.<br />
Secara ringkas ada tiga prinsip teknis olahraga Pencak Silat, yakni
teknik sambut serangan, penerapan teknik tinggi untuk meraih nilai
penuh, serta selalu menggunakan kaidah-kaidah silat. Teknik dan taktik
sambut serangan, yakni tindakan saat menerima serangan lawan, dengan
menangkis, menghindar, mengelak dan kemudian membalas menyerang.<br />
Dalam setiap gerakan Pencak Silat (sebagai olahraga), unsur-unsur
seni dan bela diri tentu harus tercermin. Sedangkan aspek pembinaan
mental spiritual sudah terimplementasi di dalamnya. Misalnya, walau tak
ada peraturan tertulis, namun seorang pesilat dilarang menyerang lawan
yang sedang mengembangkan kaidah-kaidah perguruannya.<br />
Pengembangan Intrakurikuler melalui Muatan Lokal<br />
Sebenarnya, ada banyak hal yang menjerat sekolah bisa dikritisi sebagai
lembaga yang kurang kritis dalam pengembangan kompetensi siswa.
Terutama, ketika sekolah lebih cenderung melihat satu aspek lebih
dominan daripada aspek lain termasuk di dalamnya pengembangan kesenian.<br />
Apalagi dengan beraninya beberapa guru menyimpulkan bahwa kesenian
telah dipinggirkan -sebuah bentuk marginalisasi yang kontraproduktif
pengembangan nilai lokal. Tapi, betapa bangganya sekolah-sekolah telah
menganggap dirinya bertanggung jawab terhadap pengembangan nilai lokal,
padahal sikapnya kurang memiliki komitmen dalam pengembangan nilai lokal
dalam wujud karya estetis.<br />
Benar, sekolah-sekolah di Bali dalam pengembangan muatan lokal
memberi wadah dalam lomba mengarang, melukis, ketrampilan lokal, dll.
Mungkin hal nya serupa dengan di Bali setidaknya Pencak Silat dapat pula
di kembangkan melalui kurikulum tersebut pada system pendidikan kita.<br />
Jika memang hal itu terlalu resmi dan muluk ? muluk bias saja
sebelumnya ada semacam masa penyeleksian terlebih dahulu sebelum pencak
silat itu menapat posisi yang strategis di sekolah seperti melalui
beberapa tahap yakni;<br />
Tahap Pra-formal; Dilakukan semacam uji coba kedalam pencak silat
yang belum memenuhi standar teknis yaitu belum dapat memiliki
sumber-sumber pendidikan (misalnya guru, prasarana, sarana pendidikan,
dsb.) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara
minimal.<br />
Untuk dapat mulai dikembangkan kemampuannya, melaui satuan-satuan
pendidkan ini perlu dilengkapi fasilitas minimal ada pengenalan terlebih
dahulu di lingkungan sekolah, yang mungkin saja melalui kalangan dewasa
atau jajaran para guru dapat dinaikkan tahap berikutnya, yaitu Tahap
Formalitas.<br />
Tahap Formalitas; Setelah melewati taham sebelunya di harapkan mereka
sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang telah melakukan pengujian
agar bias memberikan gambaran pentingnya olahraga pencak silat ini meski
masih secara minimal. Dengan begitu Satuan-satuan pendidikan ini sudah
mencapai standar teknis secara minimal, seperti dalam jumlah dan
kualifikasi guru yang telah mengenal Silat, kualifikasi penyediaan
sarana latihan, dan kualifikasi system yang akan di terapkan secara
terpadu pada lingkungan Sekolah.<br />
Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai standar minimal
teknis ini, capacity building dilakukan melalui peningkatan kemampuan
administratur (seperti kepala Sekolah) dan pelaksana pendidikan (seperti
guru-guru, instruktur, tutor, dsb.) agar dapat melaksanakan pengelolaan
pendidikan Pencak Silat di sekolah secara efisien serta dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif.<br />
Jika pengembangan kemampuan ini sudah berhasil dilakukan, maka
satuan-satuan pendidikan ini dapat ditingkatkan tahap perkembangannya
berikutnya, yaitu Tahap Transisional- dan Pengembangan.<br />
Menciptakan Generasi Muda Yang Berprestasi<br />
Daya pikir, kreativitas dan inovasi manusia akan terbatas manakala fisik
manusia berada pada kondisi sakit. Manusia tidak akan banyak berbuat
apa-apa dan tidak akan mampu membangun apa pun tanpa didukung kesehatan
fisik yang prima. Saat ini pemerintah daerah masih melihat olah raga
hanya bagian dari aktivitas masyarakat sehari-hari yang kurang mendapat
sentuhan, sedangkan rumah sakit dibangun di sana-sini untuk mengobati
yang sakit.<br />
Padahal, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pembinaan olah raga
prestasi juga terkadang hanya sibuk manakala menghadapi event Porda, PON
saja, pembinaan yang serius tidak ditampakkan oleh pemerintah daerah.
Belum lagi, penghargaan terhadap atlet berprestasi dan sudah
mengharumkan Kabupatenpun masih terbatas dan sesaat.<br />
Untuk mendorong terciptanya masyarakat maju dan mandiri, agar mampu
menjadi subjek pembangunan dalam kerangka otonomi daerah dan isu
globalisasi, perlu terus dilakukan upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas manusia
tersebut bisa dilakukan melalui pemberdayaan generasi muda dan olah
raga.<br />
Usaha pemberdayaan generasi muda, meliputi pembinaan dan peningkatan
partisipasi pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemuda
sebagai insan pelopor penggerak pembangunan dan sumber daya manusia yang
mampu menghadapi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang untuk
berperan serta dalam pembangunan.<br />
Usaha dalam bidang pelestarian olah raga seperti Pencak Silat
prestasi, meliputi pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga pencak
silat, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga tersebut dan peningkatan
sarana dan prasarana olah raganya.<br />
Tujuan pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga pencak silat
prestasi, adalah untuk mengembangkan dan menyelaraskan berbagai
kebijakan pembangunan olah raga, serta memperkuat kelembagaan olah raga
pencak silat dan Tujuan pembinaan dan pemasyarakatan olah raga pencak
silat prestasi adalah untuk meningkatkan budaya olah raga, kesehatan
jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari
pendidikan dasar, menengah hingga tinggi.<br />
Selain itu, untuk mendorong dan menggerakan masyarakat agar lebih
memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olah raga Pencak
Silat sebagai kebutuhan hidup, meningkatkan kegiatan olah raga termasuk
olah raga masyarakat dan olah raga tradisional, meningkatkan upaya
pemanduan bakat dan pembibitan olah raga Pencak Silat sejak dini usia,
serta mendukung upaya pencapaian prestasi olah raga.<br />
Sedangkan tujuan peningkatan sarana dan prasarana olah raga Pencak
Silat adalah untuk menyediakan, mengadakan, dan membangun sarana dan
prasarana olah raga pencak silat untuk mendukung kegiatan pembinaan dan
pengembangan olah raga, serta pencapaian prestasi olah raga Pencak
Silat.<br />
Penutup<br />
Untuk bisa menjawab sebuah cita-cita yang patut di perjuangkan ini,
harus di lakukan berbagai perubahan dan perbaikan di semua pihak dengan
tulus dan terbuka agar niat baik yang terkandung di balik upaya
pengembangan dan pelestarian pencak silat dapat terwujud;<br />
1. Persepsi Kepala Sekolah<br />
Melalui kerja sama dengan orang tua, guru dan masyarakat sekitar
sekolah, kepala sekolah mengatur keuangan untuk program pengembangan
kuriklum ekstra/intra-kulikuler di sekolah. Dia membuat sistem manajemen
sekolah setransparan mungkin agar dapat memperoleh kepercayaan dari
orang tua. Kemudian kepala sekolah giat meningkatkan hubungan antara
orang tua, guru dan siswa. Di dalam program pengembangan, kepala sekolah
melaksanakan program ekstrakurikuler sebanyak mungkin agar dapat
memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat.<br />
Sebagai dari inisiatif ini, peranserta guru dan siswa dalam manajemen
sekolah meningkat. Kepala sekolah memperkenalkan gaya baru manajemen
sosial untuk mengenalkan pencak silat kepada guru dan orang tua. Ia
membentuk panitia yang melibatkan semua pemegang peranan dalam proses
pengembangan olah raga dan pencak silat sekolah.<br />
Semua panitia memiliki hubungan sejawat yang ikhlas. Koordinasi dikelola
oleh salah satu wakil kepala sekolah. Dalam beberapa kasus yang
melibatkan siswa mereka berperanserta dalam panitia tersebut dan
bekerjasama dengan guru. Pembetukan perwakilan guru dilakukan untuk
meningkatkan peranserta kelas.<br />
Disamping unsur diatas Kepala Kekolah juga dapat menjalin hubungan
yang baik antara Sekolah dan perguran. Ada hal penting yang telah dapat
di pelajari dari pelatihan Pencak Silat tersebut adalah: agar tidak
terjadi simpang siuran wewenang antara pihak perguruan dan sekolah
terkait pelaksanaan kegiatan tersebut, dalam hal ini perguruan di
harapkan mengikuti jadwal dan peraturan atau kebijakan sesuai yang di
tentukan oleh sekolah yang tujuannya agar pelaksanaan kegiatan
ekstrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.<br />
2. Perubahan Yang Dibuat<br />
a. Fasilitas/ Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah<br />
Berbagai fasilitas sangatlah perlu untuk di adakan guna mendukung
terlaksananya kegiatan, tidak hanya Pencak Silat saja tetapi juga
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya termasuk kegiatan kepemudaan
serta untuk memperkenalkan berbagai ketrampilan kegiatan yang dapat
membuka peluang dalam dunia kerja minimal ditingkatkan untuk dapat
memenuhi berbagai permintaan siswa, baik untuk akademik maupun jalur
kejuruan.<br />
Salah satu contoh pada ekstrakulikuler Pencak Silat penyediaan sarana
olah raga sangatlah mendukung untuk dapat mencapai target yang di
inginkan serta meminimalisasi kecelakaan yang mungkin timbul, seperti
adanya matras dan body protector yang di berlukan pada saat berlatih.
Sebagai hasilnya, mereka lebih antusias terhadap pekerjaan dan
bekerjasama dengan guru dan orang tua siswa lebih efektif.<br />
b. Kepala Sekolah<br />
Kepala Sekolah dapat dinilai dengan melihat berbagai perubahan positif
di Sekolah, Kepala Sekolah di harap merupakan yang paling berhasil dalam
bidang manajemen perubahan. Ia mendorong guru untuk lebih kreatif dan
memberikan tanggung jawab kepada staf untuk mengontrol bersama kegiatan
ekstrakulikuler, dan merubah persepsi yang negative terhadap kegiatan
ini termasuk menjaga hubungan baik dengan perguruan. Dia mengajak semua
pemegang peranan untuk berperanserta dalam membuat keputusan yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan sekolah.<br />
c. Guru<br />
Sikap guru di harap meningkat secara jelas dan kehadiran mereka juga
meningkat. Mereka lebih mendukung siswa dan antusias sekali dalam
mengajar. Melalui dorongan Kepala Sekolah, para guru lebih siap
mendukung pelaksanakan berbagai metode pengajaran yang kreatif. Ketika
hendak melakukan pendekatan baru di dalam kelas, para guru bertanggung
jawab untuk membuat usaha yang memadai agar dapat melakukan evaluasi
terhadap keefektifan kegiatan Pencak Silat yang mereka ikuti, agar para
siswa dapat terhindar dari kegiatan yang negative di luar sekolah dengan
mengarahkan mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan beladiri yang
dimiliki kearah fungsi olah raga prestasi Sekolah.<br />
d. Siswa<br />
Sikap siswa kelihatannya telah meningkat secara positif. Kini siswa
berada di sekolah lebih lama, walaupun sarana angkutan yang tersedia
sangat terbatas dan keadaan cuaca telah membatasi waktu mereka. Mereka
memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam olahraga
dan kebudayaan bangsa sendiri. Peranserta siswa di dalam kegiatan
beragamapun di harapkan meningkat pula, dan banyak siswa perempuan yang
ikut belajar untuk mengantisipasi pelaku kejahatan pada diri mereka.
Kini para siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mengenal,
mempelajari dan merubah persepsi tentang olah raga pencak silat yang
ternyata layak juga untuk di kembangkan.<br />
e. Hubungan dengan Masyarakat<br />
Melalui kegiatan ini yang di lakukan dengan system yang jitu, di
harapkan dapat menekan angka tawuran di lingkunag Sekolah atau kegiatan
negative lainnya yang kerap merubah reputasi siswa dan selanjutnya dapat
menjaga ?good will? sekolah di mata masyarakat.<br />
Hal lain, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap Sekolah dapat terlihat ketika seorang siswa ketinggalan uang
sakunya untuk menaiki kendaraan umum maka supir membiarkan siswa
tersebut untuk membayarnya di lain waktu karena nama baik dan
nilai-nilai negative yang lazim ada pada siswa telah sedikit-sedikit
terkikis. Masyarakat juga menjamin keamanan sekolah dengan memantau
siswa atau tamu-tamu yang tak dikenal.<br />
f. Orang Tua<br />
Peran serta orang tuapun sangat di yakini meningkat. Mereka menunjukkan
kepeduliannya terhadap progam yang telah diusulkan oleh Sekolah. Hal ini
terjadi karena prestasi sekolah ini yang meningkat. Orang tua dan para
guru bertatap muka untuk membahas kembali program siswa paling sedikit
sekali pada setiap cawu untuk mengevaluasi kepositifan kegiatan ini
serta sejauh mana dapat mempengaruhi prestasi siswa didik tentunya.
Sebagian besar orang tua hanya mendapatkan pendidikan yang terbatas dan
mereka menganggap bahwa pendidikan adalah persiapan untuk membina
anak-anak yang di harapkan bagi bangsa.<br />
Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler saja mungkin tidak akan
cukup untuk membantu siswa dapat mengembangkan bakat, pengetahuan, dan
keahlian yang dimilikinya. Justru peranan manajemen Sekolah dalam
mengembangkan sistem belajar mengajar akan sangat menentukan. Selain
itu, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga menjadi faktor
penting dalam hal ini.<br />
Disamping itu kebijakan peningkatan keberdayaan generasi muda dan olah raga Pencak Silat dapat juga di laksanakan dengan tujuan;<br />
1). Pemberdayaan potensi generasi muda dalam kewirausahaan, kepemimpinan, dan kepeloporan.<br />
2). Pengembangan media aktivitas dan kreativitas generasi muda.<br />
3). Peningkatan ruang partisipasi generasi muda dalam pembangunan.<br />
4). Pemantapan ketahanan moral dan mental generasi muda.<br />
5). Pemasyarakatan olah raga pencak silat .<br />
6). Peningkatan prestasi olah raga pencak silat.<br />
7). Peningkatan sarana dan prasarana olah raga pencak silat di masyarakat.<br />
8). Pembinaan dan peningkatan manajemen olah raga pencak silat di sekolah.<br />
9). Pengembangan wawasan olah raga pencak silat secara terpadu.<br />
Beragamnya kegiatan ekskul yang diadakan di sekolah bagi orang tua,
dimaksudkan agar para siswa terhindar dari tawuran, di samping untuk
meningkatkan prestasi siswa. Ada sebuah nilai yang sangat berharga dari
cerita diatas bahwa keahlian, pengetahuan, bakat, dan pengalaman hanya
dapat bermanfaat jika seseorang berada ditempat yang tepat.<br />
Kebijakan sekolah sangat mempengaruhi semua pihak di sekolah, baik
siswa maupun guru mungkin saja masyarakat. Ketika sekolah membuat sebuah
kebijakan atau peraturan sebaiknya juga melibatkan pihak yang didasar
oleh peraturan dan kebijakan tersebut. Mungkin tidak terlibat langsung,
tetapi setidaknya manajemen sekolah harus mendengar aspirasi guru maupun
siswa.<br />
Kasus yang banyak terjadi sekolah-sekolah, seringkali kebijakan dan
peraturan sekolah hanya tergantung dari keputusan dari Kepala sekolah
dan para Wakasek saja. Hal ini bisa saja dibenarkan karena secara
struktural memang Kepala sekolah adalah decision maker. Tetapi yang
perlu diingat adalah sekolah bukan hanya milik kepala sekolah dan para
wakilnya saja.<br />
Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah sekolahh
kita sudah mampu menyediakan tempat yang tepat bagi para siswanya untuk
dapat mengembangkan keahlian dan bakat, menimba pengalaman dan
pengetahuan, tidak hanya sebatas dari segi akademis saja? ***(16/08/06).<br />
By Masezra danu lelana<br />
Anggota Milist Silat Bogor<br />
Dan Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia<br />
http://lembahlawe.blogspot.com<br />
www.silatindonesia.com<br />
Friday, September 22, 2006 18:51:51<br />
<b>www.silatindonesia.com</b>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9214609139252776387.post-63383686566731375492012-10-31T03:59:00.001-07:002012-10-31T04:26:28.073-07:00Berdirinya I.P.S.I<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ-GLGr-zr-gSPZG-y-yhapSoj9J8Yx5gWZZ9Xel_aUPgUiGdT5BpXD8m9_EgeCCvUrCsCLM4vgZwzBJp1WzZu2lDCpmpNDox4Wet4XnAJSVLmPsGqULsEXCHBZFqyMIM0MYVnpOC6QPA/s1600/IPSI.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ-GLGr-zr-gSPZG-y-yhapSoj9J8Yx5gWZZ9Xel_aUPgUiGdT5BpXD8m9_EgeCCvUrCsCLM4vgZwzBJp1WzZu2lDCpmpNDox4Wet4XnAJSVLmPsGqULsEXCHBZFqyMIM0MYVnpOC6QPA/s400/IPSI.gif" width="400" /></a></div>
<br />
Saya coba untuk menyampaikan sejarah singkat IPSI, yang awal keberadaannya tidak lepas dari perjuangan bangsa kita.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Beberapa
bulan setelah proklamasi kemerdekaan, akibat agresi belanda,
resminya sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949, Pemerintah
RI mengungsi ke Yogyakarta dan Bukittinggi. Sementara Jakarta dan
Bandung/Jabar diduduki Belanda. (diduga menjadi faktor kesulitan,
mengapa tidak banyak tokoh silat Jabar yg ikut deklarasi pendirian
IPSI dan Kongres I IPSI). Pasukan Siliwangi menjadi kekuatan utama
Pemerintah RI di Yogyakarta.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Para
tokoh pencak silat (pencak, istilah umum dipakai di Jateng-Jatim,
silat/silek, istilah yg biasa dipakai di Sumbar, digabung menjadi
kata majemuk 'pencak silat'), memprakarsai terbentuknya Panitia
Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPPPSI). <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">
Pada
tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, para tokoh pencak silat melalui
PPPPSI, mendeklarasikan berdirinya IPSI, dan menunjuk Mr. Wongsonegoro
sebagai Ketua Umum. Konggres I IPSI yang tidak lama diselenggarakan
setelah deklarasi, mengukuhkan Mr.Wongsonegoro sebagai Ketua Umum PB
IPSI, yang bekedudukan di ibukota RI saat itu, Yogyakarta.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="3" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menyesuaikan
kembalinya pusat Pemerintahan RI ke Jakarta pada 1950, PB IPSI
ikut pindah dari Yogyakarta ke Jakarta (sebagian personil).<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain
mempersatukan kekuatan pejuang persilatan, IPSI juga memandang
perjuangan melalui olahraga dan pendidikan pencak silat, mempunyai
peran besar dalam mempersatukan dan meningkatkan harkat dan harga
diri bangsa.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Dipicu
pemberontakan DI/TII SM Kartosoewiryo, maka Panglima Territorium
III, Kolonel RA Kosasih (terakhir Let Jend TNI), dibantu kolonel
Hidayat dan kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat
Indonesia). <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">
Membangun
kekuatan teritorial masyarakat melalui pembinaan dengan titik berat
pada seni pertunjukan tradisional Ibing Penca dan beladiri pencak silat,
guna melawan DI/TII yang beroperasi di Jawa Tengah bagian barat, Jawa
Barat, Jakarta, sampai Lampung.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">
Belakangan,
terjadi dualisme pembinaan pencak silat di Jabar dan Jakarta. Masing
masing, IPSI, PPSI dan BAPENSI, bersaing masuk acara PON.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="6" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Dari catatan sejarah perjuangan olahraga/induk olahraga:<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>1950, ada KOI (pimpinan Sultan HB IX) dan PORI (pimpinan Widodo Sosrodiningrat).<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1951, PORI melebur ke KOI.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1960, menjadi KOGOR (Komando/komite Gerakan Olah Raga).<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1962, dibentuk Departemen Olah Raga/DEPORA, dengan Menteri Maladi.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1964,
menjelang Asian Games IV, menjadi DORI (Dewan Olah Raga Indonesia)
dipimpin ex officio oleh Presiden Soekarno dan Menteri Olah Raga,
Maladi.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">f.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>25
Desember 1965, IPSI ikut mendirikan Sekretariat Bersama Top Organisasi
Cabang Olah Raga. Yang kemudian mengusulkan mengganti DORI menjadi
KONI.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">g.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>31 Desember 1966, IPSI ikut menjadi pendiri KONI, organisasi independen non politik, dengan Ketum Sri Sultan HB IX.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="7" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Pada
era 1960 an, PB IPSI membentuk laboratorium pencak silat, untuk
menyusun aturan baku yang memenuhi kriteria pertandingan olahraga.<span style="mso-ansi-language: IN;"> </span>Para
laboran adalah bp. Arnowo Adjie dari Kelatnas Perisai Diri,
Januarno dan Imam Suyitno dari PSHT, bp. Hadimulyo, Dr. Rachmadi
dan Dr. Djoko Waspodo dari KPS Nusantara.<span style="mso-ansi-language: IN;"> </span>Hasil laboratorium ini mulai di ujicoba pada th 1969. Dipertandingkan pertamakali pada PON VIII th 1973 di Jakarta.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Menjelang
Konggres IV IPSI 1973, dicari calon Ketua Umum PB IPSI untuk
menggantikan Mr. Wongsonegoro yang sudah sepuh.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">
Didapatlah
seorang kandidat, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Brigjen TNI Tjokropranolo
(terakhir berpangkat Let Jend). Diselenggarakan seminar2/diskusi dengan
berbagai pihak di Tugu, Bogor, untuk langkah2 pembinaan kedepan. Antara
lain dirumuskan aspek2 dalam pencak silat, yaitu Seni, Beladiri,
Olahraga dan Kebatinan/Spiritual, sebagai jalur pembinaan lengkap.<br />
Bp Tjokropranolo/bang Nolly, yang memiliki garis keturunan dari pendekar
pencak Jawa, Gagak Handoko, dibantu sepenuhnya oleh tokoh2 perguruan:<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Tapak Suci : bp Haryadi Mawardi, bp Tanamas.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>KPS Nusantara : bp Hadimulyo, Sumarnohadi, Dr.Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kelatnas Perisai Diri : bp Arnowo Adjie HK.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pashadja Mataram: bp KRT Soetardjonegoro.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>PerPI Harimurti: bp. Sukowinadi.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">f.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Perisai Putih: bp Maramis, bp Runtu, Sutedjo dan Himantoro.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">g.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Putra Betawi: bp. H.Saali.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">h.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Persaudaraan Setia Hati/PSH: Mariyun Sudirohadiprodjo, Mashadi, Harsoyo, HM Zain.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">i.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Persaudaraan Setia Hati Terate/PSHT: bp Januarno, Imam Suyitno, Laksma Pamuji.<br />
Menyusun rancangan, langkah strategis untuk mengembangkan pencak silat kedepan.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="9" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kebetulan
bang Nolly dan para pendiri PPSI adalah satu korps, Corps Polisi
Militer/CPM. Pembicaraan untuk mempersatukan menjadi lebih lancar.
Dimulai dengan Sekretariat Bersama IPSI-PPSI di Stadion Utama
Senayan, dilanjutkan dengan pernyataan yang disampaikan Ketua
Harian PPSI, bp. H.SUHARI SAPARI di Konggres IV IPSI 1973, bahwa
PPSI bergabung di IPSI, seluruh anggota PPSI otomatis menjadi
anggota IPSI.<span style="mso-ansi-language: IN;"> </span>Konggres juga menetapkan Tjokropranolo sebagai Ketua Umum PB IPSI menggantikan Mr Wongsonegoro. <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oleh
Tjokropranolo/ PB IPSI, maka PPSI dan 9 perguruan tersebut, atas
peran jasanya dalam "era baru" IPSI, ditetapkan sebagai perguruan
tingkat pusat, dengan hak istimewa, dibebaskan dari syarat umum
untuk menjadi anggota tingkat pusat.<span style="mso-ansi-language: IN;"> <span lang="IN">D</span></span>imasa bp Eddie M Nalapraya, kemudian disebut sebagai perguruan historis IPSI.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Atas
saran presiden, untuk mengenalkan pendidikan pencaksilat di
sekolah2, agar dimulai dengan olahraga rekreasi/kesehatan massal,
dengan menyusun SPI (senam pagi Indonesia), dengan memasukkan
unsur2 gerakan pencak silat.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">
Adapun
kurikulum pelajaran pencak silat di sekolah, dengan penyusun bp Mariyun
cs, kurang diterima perguruan2 didaerah. Dilain pihak perguruan2 juga
belum berhasil menyusun silabus kurikulum sendiri. Sehingga program
kurikulum pencak silat di sekolah menjadi kandas. Kedepan hanya bisa
dilaksanakan dengan berbasis perguruan.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<ol start="12" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Bang
Nolly mulai merintis diplomasi untuk mendirikan PERSILAT.
Mendorong terbentuknya Pengda dan Pengcab IPSI diseluruh Indonesia.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Berganti
kemasa bp Eddie M Nalapraya. Aspek2 lengkap mulai dikembangkan.
Ada workshop2 untuk pengembangan pencak silat seni dll. Didukung
pendanaan yang powerfull dari Bambang Tri, Prabowo Subianto,
Rossano Barack dan terakhir Rachmat Gobel.<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;">Pada
Konggres/MUNAS XII IPSI 2007, ditetapkan lima perguruan yang
memenuhi syarat menjadi anggota tingkat pusat kategori biasa,
yaitu, Persinas ASAD, Kalimasada, PSTD Indonesia, Satria Muda
Indonesi dan Betako Merpati Putih. <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></li>
</ol>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Demikian. Dalam
tiap tahap tentu ada kisah panjang lebar. Titik berat konsep pembinaan
ala 1973 tentu harus ada penyesuaian dengan tuntutan jaman. Khususnya
bagaimana membina pencak silat tradisional yang mengakar pada budaya
nusantara. Perlu pembaruan pemikiran dan strategi.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9214609139252776387.post-73709629332549822582012-10-31T03:56:00.000-07:002012-10-31T04:29:42.985-07:00Perkembangan Pencak Silat Luar Negeri<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJqCXsN_qR6gQ6BrBdcosscmV4QkIRdWqxVidP6yJTOGSqSWnXUIy3PajC293vo9VRUMlvhrvr0fpQ7ueDbM9wY3f3NUu_4HEWdjbZnkz1YsWfIZuiaGLmK184R3W7RAQtVwy6rUitRPQ/s1600/persilat.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJqCXsN_qR6gQ6BrBdcosscmV4QkIRdWqxVidP6yJTOGSqSWnXUIy3PajC293vo9VRUMlvhrvr0fpQ7ueDbM9wY3f3NUu_4HEWdjbZnkz1YsWfIZuiaGLmK184R3W7RAQtVwy6rUitRPQ/s320/persilat.gif" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: x-small;">Ajang Kejuaraan<br />
Dunia Pencak Silat ini dapat dijadikan sebagai alat pantau perkembangan<br />
pencak silat di luar negeri. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta yang<br />
datang dan prestasi yang diperoleh. Jumlah peserta yang banyak mempunyai<br />
indikasi bahwa pencak silat secara kuantitas telah menyebar ke berbagai<br />
negara, sedangkan masih minimnya prestasi yang dicapai menunjukkan bahwa<br />
pembinaan pencak silat di negara tersebut belum maksimal.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Selain perkembangan pencak silat di luar negeri melalui pengiriman<br />
pelatih dari Indonesia, para mahasiswa Indonesia yang kebetulan sedang<br />
belajar di berbagai negara seperti Eropa dan Amerika ikut menambah<br />
percepatan perkembangan pencak silat dengan cara membuka perguruan dari<br />
mana pelatih itu berasal. Ketertarikan orang asing dalam mempelajari<br />
pencak silat umumnya karena selain pencak silat dapat dipergunakan sebagai<br />
alat untuk membela diri, juga mereka tertarik dengan nilai estetika dalam<br />
aspek seni serta terkandungnya pendidikan budi pekerti dalam aspek mental<br />
spiritual. Saat ini kepelatihan di luar negeri ada yang masih dipegang<br />
oleh pelatih dari Indonesia, ada pula yang sudah mandiri dengan<br />
menggunakan pelatih dari negaranya sendiri. Berikut ini beberapa profil<br />
pelatih yang berperan dalam perkembangan pencak silat di luar negeri:</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"> <b><br />
</b></span>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Inggris</b>: Aidinal Alrashid (PS. Gerak Ilham, Bugis<br />
-Makassar), M. Otto S. Soeharjono (Perisai Diri, Jawa Timur). <b>Belanda</b>:<br />
FransVeetman (HPS Panglipur), Asisten: Ruben Wieringa (PPS Padjadjaran<br />
Nasional), Leo Lindeman (PS Bongkot Harimau). <b>Spanyol</b>: Juan Ignacio<br />
Barrenechea (Harimau Minangkabau), Gorka Atoiza Oruetxebarria. <b>Belgia</b>:<br />
Pieters Ludo, Pierers Jean, Pieters Patrick (PS Pukulan Bongkot). <b>Austria</b>:<br />
Eduard Linhart (Bongkot Harimau, PERPI Harimurti, Silat Gayong Fathani<br />
Malaysia). <b>Perancis</b>: Eric Chatelier (Setia Hati, Bongkot Harimau,<br />
<b>Merpati Putih</b>). <b>Jerman</b>: Joko Suseno (Tapak Suci). <b>Swiss</b>:<br />
Pascal Stiefenhoffer & Chantal Mattes (Perisai Diri). <b>Itali</b>:<br />
Emiliano Ruggeri (PGB Bangau Putih).</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"> </span>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat ini, peserta yang datang hanya dari<br />
20 negara saja, namun anggota Persilat yang ada lebih dari itu. Barangkali<br />
banyak yang belum siap</span> <span style="font-size: x-small;">untuk mengikuti event<br />
kejuaraan. Berikut ini adalah daftar anggota PERSILAT sejak tahun 1980 –<br />
2000:</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"> <b><i><br />
</i></b></span><span style="font-size: x-small;"><b><i>Asia</i></b>: Indonesia (IPSI), Singapura (PERSISI),<br />
Malaysia (PESAKA), Brunei Darussalam (PERSIB), Thailand (PSAT), Philipina<br />
(PHILSILAT), Vietnam (ISAVIE), Myanmar (MPSA), Laos (PSL), dan Jepang<br />
(JAPSA). <b><i>Eropa</i></b>: Belanda (NPSB), Belgia (BPSB), Spanyol<br />
(ESPS), Jerman (PSUD), Austria (PSVO), Swiss (PSHT), Perancis (FPSF),<br />
Inggris (PSFUK), Norwegia (PSN), Italia (PISI), Denmark (PSD), dan Yunani<br />
(PSG). <b><i>Australia dan Oceania</i></b>: Australia (WAPSA), New<br />
Caledonia (MPNC), Selandia Baru (PSNZ). <b><i>Middle East dan Afrika</i></b>:<br />
Palestina (PSP), Turkey (PST), Marocco (PSM) dan Arab Saudi (PSAS). <b><i>Amerika</i></b>:<br />
Amerika Serikat (PS USA), Suriname (SPSA), dan Kanada (PSC).</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9214609139252776387.post-57684469455774527472012-10-31T02:03:00.003-07:002012-10-31T04:32:17.885-07:00Sejarah Pencak silat<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgWgGiD-2akDlQRfInB3Wj9-exoNL6GbFmnU04k2eInyBVplsglfZfqiODX5yE6neopqqPg_U7S_BD7Tg6FnlP_u4dJb0Y3OMZwQCBQRMT93vGhnriMlF9WWjdjVHqhmq5htXp14UlgpQ/s1600/silat_by_dandeesukagambar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgWgGiD-2akDlQRfInB3Wj9-exoNL6GbFmnU04k2eInyBVplsglfZfqiODX5yE6neopqqPg_U7S_BD7Tg6FnlP_u4dJb0Y3OMZwQCBQRMT93vGhnriMlF9WWjdjVHqhmq5htXp14UlgpQ/s400/silat_by_dandeesukagambar.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan
dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi
geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh
bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya.
Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan
unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi
daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan
mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara
alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi
pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat
pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti
dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman
penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini
kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. <span id="more-195"></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun waktu :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda<br />
b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda<br />
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang<br />
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda</div>
<div style="text-align: justify;">
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga
dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan
pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata
pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman
tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi,
merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi
perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.</div>
<div style="text-align: justify;">
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di
masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn
ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di
zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa
itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan
diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan
selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri.
Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan
agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian.
Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela
dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita
telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan
pembawaan bangsa Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda</div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali
memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah.
Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat
atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan
larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan
kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu
berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan
sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat
dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa
pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa
daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat
jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai
perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang</div>
<div style="text-align: justify;">
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik
Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan
dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan
semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran
Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa
serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di
Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat
suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai
sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.
Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan
unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk
mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan
Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman
itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak
Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan
tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang
mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara
turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan
nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan
budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui
Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18
Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr.
Wongsonegoro.</div>
<div style="text-align: justify;">
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan
Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada
Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di
tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai
dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah
pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama
Pencak Silat yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah
di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang
menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus
begitu juga dengan kata silat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang
terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang
bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau
bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat
selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah
sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk
membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai
keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian</div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai
insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran
kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam
menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi
pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat
mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/
keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia
dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat sebagai seni</div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di
daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada
jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan
suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus
menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian
antara wirama, wirasa dan wiraga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir
semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai
olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera
Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat.
Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela
diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat sebagai olahraga umum</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak
Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur
masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya
Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan
tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan
Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak
maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.</div>
<div style="text-align: justify;">
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat
pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya
menjadi</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Olahraga rekreasi<br />
b. Olahraga prestasi<br />
c. Olahraga massal</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah
bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan
menyimpulkan makalah-makalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat<br />
2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan<br />
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah<br />
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah<br />
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah<br />
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas
anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat
penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan
program Senam Pagi Indonesia (SPI).</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan
(Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui
percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat.
Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama
kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama
pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya
unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan
Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat
serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan
olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada
umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di
negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark,
Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
Program pembinaan Pencak Silat</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai
banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di
segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820
perguruan/aliran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis
untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah
Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan
lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus
menasionalisasikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus
dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan
pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem
pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan
jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Jalur pembinaan seni<br />
2. Jalur pembinaan olahraga<br />
3. Jalur pembinaan bela diri<br />
4. Jalur pembinaan kebatinan</div>
<div style="text-align: justify;">
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.</div>
<div style="text-align: justify;">
Peraturan Pertandingan Pencak Silat</div>
<div style="text-align: justify;">
Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan
tebal maksimum 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup
dengan alas yang tidak licin, berukuran 9 x 9 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gelanggang terdiri dari :</div>
<div style="text-align: justify;">
Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 m.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang</div>
<div style="text-align: justify;">
Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah
luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada
tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2 m
selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah
lingkaran selebar 5 cm. Yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan
berwarna kontras dengan permukaan gelanggang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan
dan dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya
adalah sudut netral.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlengkapan gelanggang :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk,<br />
b. Jam pertandingan/game match<br />
c. Gong atau alat yang berfungsi sama<br />
d. Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde/babak<br />
e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat/kode lain untuk menentukan pemenang<br />
f. Perlengkapan lain-lain<br />
g. Formulir pertandingan</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlengkapan pertandingan :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pakaian pertandingan, pakaian Pencak Silat berwarna hitam<br />
b. Pelindung badan<br />
c. Pelindung kemaluan</div>
<div style="text-align: justify;">
Pembagian kelas :</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :</div>
<div style="text-align: justify;">
- Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun<br />
- Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun<br />
- Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :</div>
<div style="text-align: justify;">
Golongan Remaja :</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelas A, 33 – 39 kg<br />
Kelas B, di atas 36 – 39 kg<br />
Kelas C, di atas 39 – 42 kg<br />
Kelas D, di atas 42 – 45 kg<br />
Kelas E, di atas 45 – 48 kg<br />
Kelas F, di atas 48 – 51 kg<br />
Kelas G, di atas 51 – 54 kg<br />
Kelas H, di atas 54 – 57 kg<br />
Kelas I, di atas 57 – 60 kg</div>
<div style="text-align: justify;">
Golongan Teruna :</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelas A, 40 – 45 kg<br />
Kelas B, di atas 45 – 50 kg<br />
Kelas C, di atas 50 – 55 kg<br />
Kelas D, di atas 55 – 60 kg<br />
Kelas E, di atas 60 – 65 kg<br />
Kelas F, di atas 65 – 70 kg<br />
Kelas G, di atas 70 – 75 kg<br />
Kelas H, di atas 75 – 80 kg<br />
Dengan seterusnya selisih 5 kg<br />
Kelas bebas, berat di atas 65 kg.</div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu Pertandingan</div>
<div style="text-align: justify;">
Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2
menit. Di antara babak yang satu dengan lainnya diberikan waktu
istirahat 1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak
termasuk waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh
karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sasaran</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali
leher ke atas dan kemaluan yaitu dada, perut, punggung dan pinggang kiri
serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan
menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran
perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan
dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://silatindonesia.com/tag/koni">KONI Pusat</a><br />
National Olympic Committee of Indonesia</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://silatindonesia.com/"><b>www.silatindonesia.com</b></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08778734282931910083noreply@blogger.com1